Sejak awal saya memang sudah memiliki keinginan untuk membangun kolam ikan yang diharapkan bisa menambah penghasilan keluarga saya nantinya. Kebetulan di kebun terdapat sebuah anak sungai yang memiliki mata air hidup yang bertahan lebih lama meskipun musim panas telah datang. Rata-rata arus airnya hanya seukuran pipa 1/2 inci. Jadi, ya yang akan saya bangun merupakan kolam semi statis, bukan kolam dengan arus air yang deras.
Saya kira ini adalah langkah yang harus saya ambil pertama kali untuk mendapatkan pengalaman dan gambaran usaha yang lebih jelas sebelum saya melakukannya pada proyek yang lebih besar. Saya mengerti berani dengan bodoh itu beda tipis. Operasi langsung pada proyek besar dengan pengetahuan dan kemampuan yang minim serta dana yang terbatas itu adalah keputusan yang salah. Sebaiknya kita lakukan dulu eksperimen pada proyek kecil dengan berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang telah kita kuasai. ingat, peneliti nan hebat dan jenius sekalipun tetap melakukan eksperimen terlebih dahulu tentang penelitian mereka sebelum mereka menerbitkan penelitian tersebut ke publik dan menerapkannya. Sembari kita juga terus menambah wawasan dengan memperbanyak membaca, mendengarkan, serta mengamati pengalaman orang lain yang telah dulu melakukannya. Lalu kita coba untuk melakukan penyesuaian agar lebih sesuai dengan kondisi kita yang sebenarnya. Realistis itu penting!
1. Analisa Lokasi dan Kondisi Tempat Kolam Ikan akan Dibangun
Lokasi yang ditetapkan kebetulan berada ditepi jalan aspal. Sehingga Ini adalah lokasi yang cukup strategis dan memudahkan saya dalam transportasi dan akses ke lokasi kolam ikan berada. Pemilihan lokasi ini hal adalah pertama yang harus kita pertimbangkan demi kelancaran usaha yang akan kita lakukan. Mulai dari transportasi untuk pengangkutan material bangunan kolam, pengangkutan bibit ikan, dan pemberian pakan yang rutin. Terkadang lokasi yang berada jauh dari jalan, menyebabkan kita kesulitan untuk akses ke lokasi hingga kita pun malas untuk ke sana, yang pada akhirnya kolam ikan tersebut jadi tidak terkelola dengan baik.
Sementara untuk kondisi tempat kolam akan dibangun tersebut yaitu berada di ujung anak sungai tersebut. jadi ini sangat aman dari pencemaran seperti racun pestisida. Sedangkan kondisi airnya seperti yang telah dibahas pada awal artikel, bahwa air tetap mengalir meskipun tidak hujan selama 1 atau 2 bulan. ya meskipun rata-rata hanya seukuran pipa 1/2 inci.
2. Merancang Desain Kolam Ikan yang Akan Dibangun
Setelah lokasi ditetapkan dan saya pun telah melihat bagaimana kondisi yang sesungguhnya ditempat dimana kolam tersebut akan dibangun, selanjutnya saya mencoba memikirkan desain kolam yang akan dibangun. Yang jelas desain kolam ini harus memenuhi syarat-syarat mulai dari: biaya yang seminimal mungkin, kemudahan dalam mengelola kolam, sistem saluran air (pemipaan), Keamanan yang lebih baik, dan kenyamanan bagi pengelola (yaitu saya sendiri).
Oke, pertama-tama saya ingin membangun kolam beton dengan biaya seminimal mungkin sebab memang dana yang saya miliki sangat terbatas. Setelah saya hitung saya hanya menghabiskan Rp. 750.000 untuk material bangunan dan Rp. 200.000 untuk Pipa Paralon, Papan bekas seharga Rp. 50.000. Serta plastik meteran Rp. 100.000. Itupun saya gunakan untuk membangun bak penampung air, Bak Mandi, dan kolam itu sendiri. Sementara untuk material lainnya telah tersedia secara gratis di kebun tersebut. Jadi, desain kolam yang saya bangun benar-benar mengutamatan fungsional bukan kemewahan atau keindahan.
Kedua, kemudahan dalam mengelola dan merawat kolam yang dimaksud yaitu desain bangunan kolam harus memudahkan kita dalam menjaga kebersihan kolam, memudahkan kita dalam melakukan pengaturan saluran air, dan kemudahan dalam memberikan pakan setiap waktunya. Menjaga kebersihan itu penting agar air tetap bersih dan kolam tetap awet, ya kan? Nah disini saya mencoba menutupi seluruh bagian kolam dengan wareng sehingga sampah dan daun tidak masuk ke dalam kolam. Saluran Air, yaitu saluran masuk dan saluran keluar berada pada tempat yang dapat diakses secara mudah dan cepat. Kemudian, untuk pemberian pakan telah saya sediakan tempat khusus sehingga pemberian pakan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
3. Pemesanan Material Bangunan, Peralatan, dan Perlengkapan yang Dibutuhkan
Setelah desain kolam ditetapkan, selanjutnya melakukan pemesanan bahan bangunan untuk kolam beton tersebut. Bahan bangunan yang dibutuhkan yaitu semen, pasir, kerikil, bahan adiktif pengeras beton, besi-besi beserta cinçinnya, dan paku dengan beragam ukuran. Kemudian papan untuk bekisting dan dinding kolam. Ini adalah material yang harus saya beli.
Sementara untuk material lainnya mulai dari tiang pagar, telah tersedia secara gratis di kebun tersebut. Sedangkan wareng yang digunakan adalah wareng bekas pagar yang tidak lagi memiliki nilai jual tetapi setelah diperbaiki masih layak untuk dipakai.
Untuk peralatan dan perlengkapan lainnya merupakan milik orangtua, jadi saya tidak benar-benar membelinya secara langsung. Jadi tidak ada biaya untuk ini.
4. Operasi Pembangunan Kolam Beton
Disini saya mencoba membangun kolam beton sendirian. Bahkan mulai dari penggalian tanah, pembangunan pematang kolam dengan tanah, hingga pembangunan beton dilakukan tanpa menyewa tenaga kerja. Ini juga merupakan pertama kali bagi saya mencoba melakukan pengecoran. Saya mencoba belajar dan menerapkan apa yang saya pelajari tersebut. Perhitungan dan komposisi sangat berpengaruh dalam tahap ini. Setidaknya ini juga bisa menambah wawasan dan keterampilan baru untuk saya. Kedepannya keterampilan ini bisa memudahkan saya dalam urusan-urusan terkait.
Tetapi bagi kamu yang tidak ingin ribet dengan pembangunan kolam dan pengecoran, sebaiknya kamu menggunakan tenaga kerja yang profesional saja. Ini bisa lebih cepat karena kamu tidak perlu pusing-pusing untuk belajar. Tetapi kamu mungkin butuh dana yang lebih banyak.
Saya menggunakan komposisi 3-2-1 untuk beton tersebut. Itu digunakan untuk pembangunan bak penampungan air bagian atas yang kira-kira panjangnya 4 meter. Dengan ketebalan sekitar 15 cm dan ketinggian rata-rata 1/2 meter, saya tidak menggunakan besi-besi sama sekali demi menghemat pengeluaran.
Bagi kamu yang ingin melakukan pengecoran sendiri, kamu bisa mempelajarinya di internet. Sesuaikan mutu beton yang kamu inginkan dengan biaya yang kamu anggarkan untuk kolam betonmu.
Oh iya, jangan lupa untuk menambahkan wareng di bagian atap kolam untuk mencegah daun-daun jatuh ke dalam kolam. Pastikan tidak ada celah bagi hewan-hewan liar atau ternak tetangga bisa masuk ke kolam. Saya pun melakukan hal yang sama agar ikan-ikan aman dari predator seperti elang, biawak, berang-berang dan lainnya.
5. Pembangunan Fasilitas Tambahan
Agar lebih betah saya juga melengkapi kolam dengan fasilitas tambahan seperti tempat duduk, bak mandi, dan toilet sederhana. Tempat duduk saya bangun di atas kolam agar saya lebih mudah untuk memberi makan ikan setiap waktunya. Jika fasilitas lengkap kamu bisa betah berada di sana, bukan begitu?
6. Netralisasi Kolam
Kolam beton musti di bersihkan dengan cara mengisi seluruh bak hingga penuh dengan air agar bahan-bahan berbahaya yang tertinggal di kolam tidak mengendap dalam kolam. Isi kolam hingga penuh lalu bilas tembok kolam dengan batang pisang atau daun pepaya, lalu buang air tersebut hingga kolam kembali kosong. kemudian diamkan satu hari. Esok harinya lakukan kembali seperti yang kita bahas tadi. Lakukan ini sebanyak minimal 2 kali. Setelah itu kolam dibiarkan dalam keadaan kering salama 3 hingga 7 hari, sesuai dengan kondisi kolam.
7. Fermentasi Air Kolam
Setelah netralisasi kolam di lakukan, setelah dikeringkan saya menebarkan pupuk kandang dan granule terlebih dahulu ke seluruh dasar kolam secara merata. Kemudian kolam di isi dengan air sedalam 10 cm saja. kemudian diamkan selama kurang lebih 3 hari. Setelah itu tambahkan pula benih-benih pakan alami ke dalam kolam dan biarkan selama 3 hari lagi. Setelah lebih kurang 7 minggu isi kolam dengan air sesuai dengan yang kamu inginkan. Nah setelah itu tambahkan SOC ke dalam kolam, dan biarkan 1 hari. Setelah itu, kolam siap untuk di huni oleh benih-benih ikan.
8. Pembelian Benih Ikan yang Bermutu
Kita perlu memilih benih ikan yang unggul yang bisa kita dapatkan di penangkaran resmi. Saya sendiri membeli benih ikan di BBI (balai benih ikan) yang bekerja dibawah pengawasan dinas perikanan di daerah saya. Oleh karena itu benih yang saya pesan lebih terjamin.
Kamu hanya perlu bertanya atau searching di internet dimana balai benih terdekat yang ada di daerahmu. Saya kira itu tidak akan sulit.
Padat tebar yang perlu kamu tetapkan untuk kolam betonmu juga perlu disesuaikan dengan besarnya debit air yang mengalir setiap waktu di kolammu. Untuk kolam statis atau debit air yang kecil sebaiknya tidak lebih dari 15 per m3.
9. Proses Tebar Benih ke dalam kolam
Sebaiknya benih jangan di lepas secara langsung ke dalam kolam. Pertama-tama silahkan taruh plastik yang berisi benih ikan tersebut ke kolam dan diamkan setidaknya selama 15 menit. Setelah itu lepaskan penutup plastik dan biarkan benih ikan keluar dari plasti tersebut dengan sendirinya.
Jika kamu melihat beberapa ikan-ikan yang mati, jangan bersedih. Itu adalah hal yang wajar terjadi. Risiko akan ikan mati selama perjalanan adalah hal yang selalu terjadi. Semakin jauh lokasi penangkaran dengan lokasi kolam, maka risiko kematian selama perjalanan juga akan semakin tinggi. Jadi pilih penangkaran yang paling dekat.
Jika 75% dari total bibit yang kamu terbar masih hidup, itu tandanya kamu benar-benar berhasil. Risiko kematian itu pasti ada, tetapi lakukan yang terbaik agar risiko dapat diminimalisir. Contoh kamu menebar 100 ekor benih, maka 25 ekor ikan mungkin akan gagal. itu adalah batas maksimal tingkat kematian ikanmu. Tetapi seandainya lebih dari itu, maka kamu perlu melakukan lebih untuk mengatasinya.
10. Rutinitas pemberian Pakan Ikan
Setidaknya berilah ikan-ikan tersebut pakan 1 kali dalam sehari. Disarankan 3 kali sehari agar ikanmu lebih cepat besar. Saya memberi pakan ikan 3 kali dalam sehari, hasilnya setelah 2 bulan berlalu ikan telah berukuran 1 kg = 5 ekor ( 200 gram 1 ekor) dari ukuran 7-10 cm pada awal tebar benih.
11. Rutinitas Perawatan Kolam
Jagalah kebersihan kolam dari dedaunan dan sampah-sampah yang masuk. Ini demi kebaikan ikan yang berada di sana. Kolam yang kotor lebih rentan bagi kesehatan ikan.
Kolam saya lebih terjaga kebersihannya karena saya menutupi seluruh bagian kolam hingga atap dengan wareng sehingga dedaunan dan sampah tidak dapat masuk ke dalam kolam. Jadi perawatan bisa diminimalisir seperti yang telah kita bahas pada nomor 5 di atas.
12. Perhitungan Modal yang Dikeluarkan
Ini adalah jumlah modal yang saya keluarkan untuk pembangunan bak penampungan air, kolam ikan, dan bak mandi.
Papan bekas = Rp. 50.000
Batu Kerikil 1 mobil pick up = Rp. 200.000
Pasir 1 mobil pick up = Rp. 200.000
Semen 5 Sak ukuran 50kg ( 1 sak @Rp. 70.000) = Rp. 350.000
Pipa Paralon Beragam Ukuran = Rp. 200.000
Wareng bekas 40 meter = Rp. 100.000
Plastik meteran 20 meter = Rp. 100.000
Benih Ikan 150 ekor = 150.000
Total Investasi = Rp. 1.350.000
Tetapi jika saya hanya menghitung total modal untuk Kolam saja, diperkirakan hanya sekitar Rp. 750.000 saja. Saya kira itu sudah sangat hemat biaya.
13. Perkembangan Ikan Setelah 2 Bulan
Benih ikan yang saya beli rata-rata berukuran 7-10 cm, dengan harga Rp. 1.000 per ekor. Setelah 2 bulan berlalu ikan telah berukuran 1kg = 5 ekor (1 ekor = 200 gram). Saya kira itu perkembangan yang cepat.
Oh iya ngomong-ngomong benih ikan ini rencananya akan dijadikan indukan. Dengan begitu saya tidak perlu lagi membeli benih ikan kedepannya. Setelah beranak, maka akan dipindahkan ke kolam lain yang nantinya akan dibangun.